*by Coach Edwin Indarto
Di setiap sesi coaching yang saya adakan, sering sekali saya menemui orang yang mau beralih profesi dari karyawan menjadi pengusaha, tapi tidak punya modal. Ini adalah masalah klasik.
Siapapun bisa menjadi entrepreneur. Apakah mungkin setiap orang dilahirkan sebagai entrepreneur? Ya, semua orang berpotensi menjadi entrepreneur, apapun latar belakangnya. Tapi, bagaimana seharusnya?
Mari Kita Belajar dari Kisah Para Nabi
Katakanlah seorang Nabi Yusuf dulunya seorang bendahara negara, Nabi Isa dulunya tukang kayu, dan Nabi Muhammad adalah pedagang. Nabi Muhammad juga seorang yatim piatu dan pernah diajak berdagang pamannya lalu pada usia 12 nabi muhammad dipercayai pamannya untuk mengurus usaha dagangnya.
Pada usia 20 Nabi Muhammad mulai bekerjasama dengan Siti Khadijah, dan Siti Khadijah menawarkan gaji 2 ekor unta. Tapi, nabi menghendaki 4 ekor unta yang memiliki kesetaraan dengan 4 ekor Sapi (estimasi 1 ekor Sapi berharga Rp35-40 juta rupiah), berarti Muhammad SAW meminta 120-160 juta.
Di situ Nabi Muhammad menunjukkan nilai tawar dan kompetensinya yang tinggi, sehingga menjadi orang yang dipercaya (al amin).
Intinya adalah tentang kompetensi
Ketika seseorang berkompeten, maka akan memiliki nilai tawar bagus yang nantinya akan dilihat oleh orang yang memiliki modal. Yang tidak kalah penting adalah: mengawali bisnis harus dari passion, karena bisnis tidak dipikirkan namun dijalankan. Tentu saja dinikmati prosesnya.
Seorang pengusaha yang terlihat sukses hari ini, dulunya mereka juga mengambil langkah-langkah kecil di awal perjalanannya. Jadi jika Anda bertanya harus mulai dari mana? Mulailah dari apa yang ada pada diri kita; mulailah dari apa yang bisa kita lakukan.
Coba dari pengetahuan apa yang kita miliki, atau keahlian apa yang sesungguhnya bisa dijadikan pijakan awal, dan adakah kawan-kawan yang bisa diajak menjadi partner dalam berbisnis? Ya, sekali lagi mulailah dari langkah-langkah kecil.
Pentingnya Memiliki Dedikasi
Ingat bahwa tidak mungkin orang lain membantu Anda tapi Anda yg harus berusaha. Perlu dedikasi yang luar biasa. Kemauan, tekad, itu di mana? Dalam diri Anda sendiri. Siapa motivator terhebat dunia? Pastikan ia bukan Mr. A, B, atau C. Tapi diri Anda sendiri. Sebagus apapun ilmu yang Anda pelajari. Kalo tidak pernah memotivasi diri, tentu akan sulit berkembang.