(by coach Edwin Indarto)
Pernahkah Anda membaca atau mendengar tentang kisah Nabi Musa AS, kisah yang cukup panjang dalam kitab suci Al Quran? Musa AS, atau dikenal sebagai Mosses dalam keyakinan agama Nasrani. Dan selanjutnya saya sebut sebagai Musa AS.
Bayi Musa yang Istimewa
Bayi Musa sangatlah istimewa, beliau sudah dimusuhi dan diburu untuk dibunuh, dan tisak tanggung-tanggung, musuh beliau adalah penguasa negeri Mesir, bernama Firaun. Apa yang terjadi? Diriwayatkan dalam kitab suci Al Quran, ketika itu Firaun bermimpi, akan datang seorang lelaki keturunan dari Bani Israel yang akan menghancurkan kekuasaannya.
Setelah dapat penguatan dari pembesar negeri Mesir, maka dibuatlah maklumat atas nama Firaun sang penguasa Mesir untuk memburu dan membunuh setiap lelaki keturunan Bani Israel yang baru dilahirkan. Pada saat itulah Musa dilahirkan.
Ujian bagi ibunda Musa
Bayangkan kepanikan keluarga Musa, terutama ibunda Musa. Karena ibunda Musa adalah orang yang beriman benar dan mengikuti agama Nabi Ibrahim AS yang lurus (Abraham, dalam keyakinan agama Nasrani). Allah SWT, Sang Maha Pencipta, Maha Pemelihara dan Maka Kuasa atas semua makhluk ciptaanNya, mengilhamkan ke ibunda Musa, untuk menghanyutkan Musa ke sungai Nil.
Ujian bagi ibunda Musa, menghanyutkan bayi ke sungai Nil (sungai terbesar di negeri Mesir sampai saat ini). Meskipun sebenarnya keder juga hati dan perasaan beliau, tapi Allah SWT yang Maha Tahu dan Maha Mengurusi urusan setiap hamba-hambaNya, ‘Menyampaikan’ beberapa hal ke ibunda Musa ; “janganlah engkau takut dan janganlah bersedih hati, Kami akan kembalikan kepadamu.”
Bayi Musa pun dihanyutkan ke sungai Nil
Dalam persepsi kita, mestinya bayi Musa menjauh dari cengkeraman dan ancaman Firaun dan antek2nya. Dan apa yang terjadi? Di luar persepsi kita semua, justru bayi Musa mengarah ke istana Firaun dan dipungutlah bayi Musa dari sungai oleh seorang wanita yang ternyata adalah istri Firaun sang penguasa negeri Mesir.
Saat itu, bayi Musa menangis karena lapar, maka istri Firaun perintahkan setiap wanita untuk menyusui bayi Musa, dan ajaibnya bayi Musa menolak dan tetap menangis.
Maka saat itu berkatalah seorang wanita dari Bani Israel (ternyata kakak kandung Musa, yang diperintahkan ibunda Musa untuk mengikuti perjalanan keranjang bayi Musa setelah dihanyutkan ke sungai Nil), “aku tahu wanita yang mau menyusui bayi ini dan aku yakin bayi inipun mau menyusu padanya”, dan atas izin Allah SWT, dipertemukan bayi Musa dengan ibundanya.
Hampir saja ibunda Musa berteriak (andaikata ibunda Musa sempat berteriak “itu anakku Musa, maka pastilah bayi tersebut dibunuh oleh Firaun) dan sekali lagi Allah SWT, TAHAN HATI IBUNDA Musa UNTUK TENANG. Dan akhirnya janji Allah SWT kepada ibunda Musa terbukti, “KAMI AKAN KEMBALIKAN KEPADAMU…”