Kita begitu sering mendengar sebuah ungkapan: “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Cukup terkenal memang, tapi istilah di atas tidak 100% benar. Anak akan menyerap informasi dari apa yang dia lihat dari orangtuanya. Apa yang dia lihat, dia dengar, dia alami bersama orangtuanya itulah yang akan menjadi ‘file’ utama di kepala mereka.
Anak-anak mendapatkan ‘pantulan’ dari hal-hal yang dilihatnya, dari yang didengarnya dan dari apapun yang bersumber dari orang tuanya.
Sikap Sehari-Hari Terbawa Sampai Dewasa
Apabila yang selalu didengarnya adalah hal positif dari orang tuanya, tentu itulah yang terekam di dalam memorinya. Begitu pula sebaliknya. Apabila yang disaksikannya sehari-hari dari orang tuanya adalah kehidupan yang harmonis, yang menghargai perbedaan, yang mencintai ilmu, begitulah value yang ia teladani dan dijadikannya sebagai sikap dalam kehidupannya sehari-hari. Sikap yang dibiasakan sehari-hari itu akan terbentuk menjadi karakter yang terbawa sampai dewasa.
Lebih dari Bekal Materi
Cukup beralasan memang kalau anak adalah cerminan dari orangtuanya. Tapi, setelah dewasa, pengaruh mereka tidak hanya dari orangtua saja. Ada teman-temannya, ada media sosial, ada budaya dari luar negeri, dan lain sebagainya. Kenyataannya, masih ada anak-anak yang masih belum bagus attitude-nya, padahal jika dipandang dari pendidikannya, ia mendapatkan pendidikan di sekolah terbaik dengan biaya yang tidak sedikit. Lalu orang bertanya-tanya, mengapa bisa seperti itu?
Karena sifat dasar yang tertanam dari orangtuanya itulah yang membentuk kepribadiannya. Secara normatif, pendidikan terbaik untuk anak-anak dalam keluarga itu terbentuk dari apa yang dicontohkan orangtuanya. Jadi, sangat jelas jika peran orang tua tidak hanya membekali anaknya secara materi saja, tapi juga memberikan contoh akhlak mulia.
Bersiap-siap dengan Terus Menambah Ilmu
Karena anak adalah cerminan dari kualitas pribadi orang tuanya, maka sudah seharusnya setiap orang sejak sebelum menikah mempersiapkan diri menjadi orangtua yang berkepribadian baik.
Dengan begitu, kepribadian baik yang tercermin dalam tindakan akan diwariskan kepada anak-anak yang dilahirkan.
Bagaimana cara mempersiapkannya? Yang jelas setiap orangtua maupun calon orangtua harus terus menambah ilmu, tidak pernah berhenti belajar, dan untuk mempraktikkannya adalah dengan memberikan teladan-teladan yang baik dan nyata kepada orang di sekitarnya.