Ada dua jenis perfeksionis, yaitu perfeksionis adaptif dan perfeksionis maladaptif. Perfeksionis adaptif berarti positif, dan sebaliknya perfeksionis maladaptif berarti negatif. Kedua jenis sifat perfeksionis itu memiliki banyak kemiripan, yaitu sama-sama mempunyai standar tinggi atau hasil akhir sempurna dalam suatu pekerjaan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kecenderungan alami perfeksionis adalah ingin menjadi sempurna.
Yang membedakan di antara keduanya adalah: perfeksionis positif berorientasi prestasi, sedangkan perfeksionis negatif berorientasi pada kegagalan, dan itu bisa mempengaruhi bagaimana mereka menetapkan tujuan. Bagaimana seseorang menyikapi kegagalan juga tergantung dari bagaimana orientasinya, apakah dia perfeksionis positif atau negatif.
Orang-orang dengan sikap perfeksionis positif cenderung berkembang dari tantangan yang memberi mereka ruang untuk bereksplorasi dan melakukan lebih banyak hal yang membuat mereka puas.
Orang Perfeksionis Positif Pantang Menyerah
Pada dasarnya orang perfeksionis berusaha mencapai sesuatu dengan kualitas maksimal dalam hidup mereka. Karena itulah, mereka cenderung pantang menyerah. Ketika menemui kegagalan, mereka segera mengevaluasi pekerjaan mereka, menganalisis hasil, dan menyusun rencana rencana baru yang harus dilakukan selanjutnya. Intinya mereka fokus pada solusi, dan bukan masalah.
Penelitian menunjukkan bahwa perfeksionis positif bisa melindungi diri dengan baik dari tekanan emosional. Mereka cenderung lebih sehat secara psikologis dan emosinya lebih stabil.
Orang Perfeksionis Negatif Menghindari Kegagalan
Menurut sejumlah sumber, orang perfeksionis negatif cenderung menghindari kegagalan dalam pekerjaan, usaha, kerjasama, kompetisi, dan sebagainya. Tapi, yang kurang tepat adalah orientasi atau tujuan mereka melakukan sesuatu. Mereka bekerja keras dengan tujuan agar dia tidak mendapat penilaian yang buruk.
Secara bersamaan, mereka cenderung merasa kurang puas dengan kemampuan dirinya sendiri. Penelitian juga menunjukkan bahwa perfeksionis negatif terkait dengan kepercayaan diri yang rendah, lebih banyak kecemasan, dan tingkat depresi yang lebih tinggi.
Seringkali, orang menyalahartikan pribadi perfeksionis sebagai pribadi yang takut mengambil risiko dan ragu-ragu. Padahal kenyataannya orang-orang perfeksionis ini justru pandai mengkalkulasi potensi risiko yang mungkin terjadi. Sikap perfeksionis ini bisa berpengaruh pada bagaimana cara kerja seseorang sebagai individu maupun sebagai tim.
Jika Anda seorang perfeksionis, pastikan untuk menjadi seorang perfeksionis yang positif.