Beberapa perusahaan besar yang ada di Indonesia dan negara-negara lain di dunia ternyata dibangun oleh orang-orang yang masih satu keluarga. Banyak di antara perusahaan aitu yang berjalan puluhan tahun, sehingga diwariskan dari generasi ke generasi.
Orang-orang dalam keluarga, bagaimanapun, adalah orang yang dapat menjadi penopang dan semangat ketika menjalankan bisnis, bahkan ketika hasil bisnis tidak sesuai ekspektasi.
Generasi Pertama vs Generasi Kedua
Di tangan generasi pertama, perusahaan keluarga berada di fase rintisan dengan penguatan di beberapa aspek entrepreneurial. Dalam hal sistem organisasi umumnya belum terbentuk secara maksimal karena sang founder masih mendominasi proses kepemimpinan perusahaan.
Faktor penting dalam bisnis keluarga adalah tentang siapa orang-orang yang akan mewarisi atau meneruskan bisnis tersebut. supaya bisa mengenali seluk-beluk bisnis, penerus bisnis keluarga juga perlu dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.
Menurut Yuswohady, hanya 30% dari bisnis keluarga yang berhasil diturunkan ke generasi kedua, sedangkan hanya 10-15% mampu diturunkan ke generasi ketiga, dan kemudian 3-5% saja yang berhasil diturunkan di generasi keempat. Angka pencapaian itu bukanlah angka yang cukup menyenangkan.
Karena itulah, faktor kepemimpinan menjadi hal penting. Generasi kedua yang merupakan generasi yang krusial perannya karena mereka berperan sebagai jembatan antara generasi pertama sebagai founder perusahaan dan generasi-generasi berikutnya.
Bagaimana sebuah bisnis bisa semakin maju di tangan generasi?
Dengan bekal yang dimilikinya, generasi kedua bisa mengambil alih estafet kepemimpinan dan menyukseskan perusahaan keluarga. Selain itu, aspek yang harus dimiliki oleh generasi kedua seperti kepemimpinan, kompetensi bisnis, peran mentor, budaya perusahaan serta kesinambungan organisasi.
Di generasi kedua, pengelolaan dan gaya kepemimpinan mulai berubah menjadi lebih sistematis dan lebih profesional. Orang yang akan menggantikan pendiri perusahaan harus mau berkembang dari level bawah, mau terjun langsung menangani hal-hal kecil dan tidak langsung menduduki posisi tinggi di dalam perusahaan tanpa proses. Kemampuan pewaris bisnis itu bisa didapat dari pendidikan formal maupun melalui praktik langsung.