Sebagian besar orang sangat bersemangat jika berbicara tentang urusan rezeki. Sahabat bisnis di manapun berada, pernahkah Anda saat pagi hari berangkat kerja dengan niat cari uang?
Lebih tepatnya mencari rezeki. Sekilas, jawaban itu memang tidak ada salahnya, tapi ternyata itu tidak sepenuhnya benar. Mencari rezeki atau menjemput rezeki? Pilihan kata itu terkesan sangat sederhana, tapi efeknya luar biasa.
Memahami kembali Konsep Rezeki
Defenisi rezeki itu bukan hanya terbatas pada uang dan harta benda semata. Anak yang berbakti, pasangan yang salih atau salihah, urusan yang dipermudah, badan yang sehat, itu semua juga merupakan rezeki. Buat Anda yang muslim, Anda bisa membuka ayat di Al Quran bahwa tak ada satupun makhluk yang diciptakan Allah SWT tidak dengan rezekinya. Ketika manusia masih hidup, berarti jatah rezekinya masih ada.
Sampai makhluk tersebut menemui ajalnya, manusia itu rezekinya sudah dijamin. Ketika Anda berkata ‘mau mencari rezeki’, lebih baik diganti menjadi ‘menjemput rezeki’ karena sudah dijamin oleh Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki..
Mari Berpikir dengan Analogi seperti Ini
Pernahkah Anda diminta untuk mencari seseorang yang belum Anda kenal sebelumnya? Tentu Anda butuh informasi lebih banyak tentang orang tersebut. Tapi ketika diminta menjemput orang yang sudah Anda kenal, tentu Anda tinggal bertanya ‘bagaimana caranya’, ‘di mana’, atau ‘kapan’. Begitupun ketika diminta untuk menemukan sesuatu yang sudah jelas identitasnya, maka akan lebih mudah. Intinya, Anda lebih terarah dalam memaksimalkan ikhtiar.
Berdasarkan penjelasan di atas kita mulai memahami perbedaan antara kata mencari dengan menjemput. Bahwa kata mencari belum tentu ada, sedangkan menjemput sudah pasti ada. Sekali lagi, setiap makhluk hidup, termasuk kita sebagai manusia sudah ditentukan jatah rezekinya. Lalu bagaimana caranya menjadi magnet rezeki?
Pertama, ubah persepsi Anda tentang rezeki. Kedua, pahami ilmunya. Ketiga, pantaskan diri Anda. Salah satu usaha untuk memantaskan diri untuk rezeki misalnya dengan menjalankan bisnis yang halal, baik produk ataupun cara menjalankannya.