Pada dasarnya, entrepreneur adalah tentang kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, untuk menghasilkan nilai tambah sekaligus memupuk keberanian untuk menghadapi risiko ketidakpastian.
Richard Cantillon, seseorang yang disebut-sebut sebagai pencetus istilah ‘entrepreneur’, di paruh pertama abad ke-18 tepatnya 1730 pernah mengatakan bahwa inti dari kegiatan pengusaha adalah menanggung risiko.
Lalu mengapa kita perlu menjadi entrepreneur?
Tentunya ini ada kaitannya dengan peran penting mereka dalam masyarakat. Seorang entrepreneur juga memiliki peran penting di dalam sebuah masyarakat di lingkup negara.
Bagaimana bisa seperti itu? Sebelum kita bicara soal peran entrepreneur dalam membangun bangsa kita tahu bahwa dengan menjalankan profesi ini berarti sedang berikhtiar mengurangi ketergantungan kepada orang lain, meningkatkan daya beli, atau paling tidak profesi ini meningkatkan kepercayaan diri pada pelakunya karena memberikan banyak pilihan dan kesempatan.
Bisa dikatakan bahwa entrepreneurship itu adalah tulang punggung perekonomian bangsa (the backbone of economy). Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan. Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan ekonomi.
Kenyataannya, bahwa menjadi entrepreneur memang tidak mudah. Rata-rata orang ingin menjadi seorang entrepreneur karena ingin menjadi kaya. Padahal proses panjang mereka yang sering kali ‘berdarah-darah’ itu, tidak banyak diketahui orang, entah karena memang tidak dikabarkan ke khalayak atau orang yang tidak ingin mengetahuinya. Inilah beberapa alasan mengapa kita perlu menjadi entrepreneur.
Motivasi untuk berbagi
Salah satu bentuk capaian seorang entrepreneur adalah bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain. Tentunya ini bisa memberi manfaat untuk orang banyak. Selain itu, mereka juga bisa secara rutin berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.
Dalam situasi yang lebih formal, berbagi ini bisa diwujudkan dalam CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan. Tapi kalau dilihat dari sudut pandang individu, berbagi bisa dilakukan karena dorongan dan kesadaran pribadi. Sering kali kita mendengar ada yang bilang, kalau mau rezeki lancar, kita harus berbagi.
Dalam ajaran agama disebut sedekah yang akan dibalas berlipat ganda. Yang pasti, proses melepaskan hak kita kepada orang lain tanpa (kita mengharapkan balasan dari orang tersebut) bisa memberi kebahagiaan dalam diri kita. Aktivitas berbagi juga bisa didasari oleh rasa syukur.
Rasa syukur itulah yang mendorong kita memberikan sesuatu kepada orang lain. Kita yakin bahwa apa yang dibagikan itu bukanlah mutlak milik kita tapi merupakan titipan dari Tuhan.