Mungkin Anda familiar dengan kutipan Buya Hamka yang legendaris ini: “Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.”
Ketatnya persaingan dalam pekerjaan sering membuat lulusan perguruan tinggi tidak hanya melamar di satu bidang yang sesuai bidang ilmu mereka. Banyak lulusan baru yang melamar beragam posisi, hanya karena tidak ingin jadi pengangguran.
Pendidikan formal dari TK sampai perguruan tinggi dianggap menjadi ‘jalur utama’ yang dipilih demi mempersiapkan kemampuan terbaik dan mewujudkan kehidupan yang diimpikannya. Idealnya seseorang bekerja sesuai bidang ilmu yang mencerminkan keahliannya. Tapi faktanya di dunia kerja tidak selalu begitu.
Alasan 1: Belum Tahu Passionnya
Menurut berbagai survei, lebih dari 80% mahasiswa di Indonesia merasa salah masuk jurusan karena belum tahu passionnya. Ketika Anda sibuk dalam pekerjaan yang membuat Anda tidak antusias, bukankah sulit untuk menemukan motivasi itu ketika Anda membutuhkannya, karena Anda tidak benar-benar bersemangat dengan apa yang Anda lakukan.
Alasan 2: Menemukan Minat Baru
Tapi tidak sedikit di antara mereka yang menemukan passionnya di bidang lain, di luar jalur akademiknya. Orang-orang seperti ini umumnya justru lebih tekun menjalani pekerjaannya. Karena ketika mereka bekerja di bidang yang beda dengan ilmu akademiknya itu, mereka tetap mengerjakan dengan sepenuh hati. Ketika Anda melakukan sesuatu yang benar-benar Anda sukai, tidak sulit untuk menemukan motivasi yang dibutuhkan untuk berhasil.
Yakini Bahwa Tidak Ada yang Sia-sia
Kehidupan manusia yang begitu kompleks tentunya butuh berbagai peran yang menjalankan pekerjaan tertentu. Pada titik tertentu, kita dinilai berdasarkan ‘apa yang mampu kita lakukan’ dan bukan tentang apa yang kita pelajari di sekolah. Yakini saja bahwa tidak ada yang sia-sia. Meskipun kuliah itu tidak mudah dan ilmunya (seolah-olah) tidak terpakai, tapi ternyata masih ada hal positif di sini. Mental yang terbentuk selama berjuang menyelesaikan perkuliahan itu tentu amat berharga sebagai bekal menghadapi tantangan hidup selanjutnya dengan pola pikir yang lebih bijak.