Istilah Key Performance Indicator atau disingkat KPI mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Sudah jadi hal umum tentunya jika pengukuran kinerja dengan menggunakan KPI memberikan manfaat besar. Khususnya tentang bagaimana meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas dalam perkembangan kinerja. Melalui KPI, penilaian promosi dan mutasi karyawan jadi lebih objektif dan terukur.
Karena Pengamatan Saja Tidak Cukup
Seperti yang terjadi pada salah satu klien ibizCOACH, ada karyawan yang naik jabatan ke ‘golongan istimewa’, sementara prestasinya tidak terukur. Mengapa itu terjadi? Sejak awal mestinya kita sadari bahwa SEMUA HARUS ADA UKURANNYA. Jangan sampai kita menilai kinerja karyawan hanya berdasarkan pengamatan, sehingga sangat kurang objektif.
Sebagaimana raport sewaktu kita sekolah, setiap siswa selalu mempunyai raport masing masing, dan dari raport mereka, guru bisa menentukan rangking siswa. Demikian pula karyawan yang HARUS ADA RAPORTNYA MASING MASING, yang sering dikenal sebagai Key Performance Indicator (KPI) itu tadi.
Dalam raport siswa, guru dan orang tua murid bisa menilai prestasi individual anak, apakah anak ini PRESTASI EXCELLENT, BAGUS, CUKUP atau KURANG dari KKM atau RERATA KELAS. Dan akhirnya dari sinilah guru dan orang tua siswa bisa MENGAMBIL KEBIJAKAN.
Feedback yang memacu diri lebih baik
Karena manusia idealnya bekerja tidak seperti mesin, maka ada pendekatan khusus yang bisa dilakukan dalam proses pengembangan diri. Umpan balik atau feedback tentang bagaimana karyawan bekerja, merupakan salah satu faktor penting yang bisa memacu seseorang untuk jadi lebih baik.
Secara teknis, pengukuran kinerja berdasarkan KPI selalu disertai monitoring terhadap target yang ingin dicapai, dan itu dilakukan pada setiap periode. Agar setiap individu dapat meraih kinerja excellent seperti yang diharapkan, perlu dilakukan monitoring secara berkala. Ini berkaitan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan telah dilakukan.
Pentingnya Target Pribadi
Feedback untuk setiap kinerja yang diberikan, bisa jadi dorongan ke arah yang lebih baik. Benar bahwa setiap perusahaan memiliki tujuan spesifik yang ingin diraih. Setiap anggota tim bisa mengetahui sejauh mana progresnya dan ‘seberapa dekat’ kita dengan tujuan tersebut. Selain faktor KPI perusahaan yang cenderung formal, setiap individu karyawan pun bisa membuat target untuk dirinya sendiri.
Sebagaimana orang yang lebih termotivasi ketika memiliki target yang berasal dari diri sendiri, maka KPI perusahaan akan lebih maksimal perannya ketika diterapkan untuk karyawan yang memiliki target pribadi. Lalu bagaimana membuat target pribadi yang efektif? Target yang baik itu, salah satunya adalah memiliki batas waktu. Setelah itu apa lagi? Tunggu di artikel selanjutnya.