Generasi millenial yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000an menjadi topik yang cukup hangat di kalangan masyarakat, mulai dari segi pendidikan, teknologi maupun moral dan budaya. Mereka yang berada pada usia produktif banyak yang ingin membuat karya yang membawa perubahan besar.
Untuk membuat sesuatu yang besar, kita tidak bisa bekerja sendiri, melainkan perlu orang lain yang menjadi partner. Tapi, sayangnya sampai hari ini masih banyak yang ragu, bagaimana cara mencari partner yang cocok. Mencari partner bisnis juga tantangan tersendiri untuk generasi millenial.
1.Skill yang Berbeda
Partner yang ideal adalah saling melengkapi dari segi skill mereka. Agar menjadi partner yang pas, mereka punya skill dan strength yang berbeda. Dengan skill yang beda itu, mereka bisa memanfaatkan skillnya akan dimanfaatkan di mana.
2.Value dan Goal yang Sama
Tidak hanya skill yang saling melengkapi, orang-orang yang saling berkolaborasi harus memiliki value dan goal yang sama. Jika nilai-nilai yang diyakini dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai sudah sama, tentu lebih mudah dalam melangkah lebih jauh.
3.Tidak Asal Karena Dia Expert
Di fase ini banyak orang kemudian terjerumus ke pilihan yang salah. Ada yang berpikir mau berpartner dengan si x, karena dia expert di suatu bidang. Padahal yang dibutuhkan itu bukan hanya tentang hebat tidaknya seseorang, untuk membuat dia jadi partner yang tepat.
Agar kolaborasinya lebih efektif, dua atau lebih orang orang harus menjunjung nilai-nilai atau idealisme yang sama, dan juga punya visi dan tujuan yang sama. Bagaimana mengetes kecocokannya? Coba rancang sebuah project kecil-kecilan dengan calon partner itu sebelum terjun ke proyek lebih besar yang membutuhkan komitmen yang lebih besar juga.
4.Saling menghormati
Tujuan utama kerjasama usaha adalah untuk mencapai kesuksesan secara teamwork dengan saling berbagi ide usaha atau pekerjaan. Bisa jadi Anda/partner memiliki kesibukan lain yang juga penting. Jadi saling menghormatilah. Apabila Anda dan partner tidak dapat saling menghormati maka urungkanlah niat Anda untuk membentuk rekanan.
5.Hitam di Atas Putih
Meskipun seringnya partner adalah teman sendiri, tetap harus ada semacam formal agreement yang disepakati kedua belah pihak. Dengan adanya aturan-aturan kerjasama formal yang tertulis, itu bisa jadi acuan untuk bisa bekerja lebih profesional.