Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya tentu mempunyai kewajiban untuk memberikan gaji kepada setiap karyawannya. Bagaimana masing-masing perusahaan memberlakukan sistem penggajian? Sistem yang diberlakukan di satu perusahaan dengan yang lain belum tentu bisa disamakan karena memang kondisi yang berbeda, sehingga kebijakan yang diterapkan pun berbeda.
Faktor Apa yang menjadi pembeda?
Ada beberapa faktor yang menjadi pembeda untuk sistem penggajian karyawan di setiap perusahaan. Perbedaan sektor usaha, struktur organisasi perusahaan, kemampuan finansial perusahaan, perbandingan bobot pekerjaan antar jabatan, juga sistem UMR daerah kota setempat bisa membuat sistem penggajian karyawan jadi berbeda-beda.
Bagaimana sistem penggajian yang berlaku untuk karyawan di Indonesia?
Sistem ekonomi yang berlaku pada masing-masing negara juga ikut andil memberikan pengaruh pada perbedaan sistem penggajian karyawan. Sistem penggajian karyawan di Indonesia sendiri sudah diatur berdasarkan Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 2017 yang berbunyi: Struktur dan Skala Upah wajib disusun oleh Pengusaha dengan memperhatikan: Golongan, Jabatan, Masa kerja, Pendidikan, dan kompetensi. Setelah mengetahui landasan hukumnya, kita tinggal fokus kepada bagaimana sistem yang efektif untuk menghitung gaji karyawan.
Bagaimana Sistem yang efektif untuk Menghitung Gaji?
Perhitungan gaji di perusahaan itu, idealnya, dilakukan sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku. Gaji bisa diberikan per bulan, bisa diberikan per dua minggu, ditambahkan bonus berdasarkan tugas yang berhasil diselesaikan, dan lain sebagainya. Yang jelas, seperti apa pun perhitungan gaji karyawan itu, terapkan sistem yang efektif dan efisien, yang dapat memudahkan Anda saat melakukan penghitungan tersebut. Sebisa mungkin hindari penghitungan gaji karyawan secara manual, karena sistem manual hanya akan membuat Anda pusing dan tentu saja membuang waktu.
Sistem penggajian yang adil
Satu lagi, yang sebaiknya kita pahami adalah bahwa proses penyusunan gaji haruslah transparan, terperinci, dan sesuai prosedur yang disepakati. Jika ada faktor subjektivitas terkait orang tertentu, bisa-bisa malah jadi tidak profesional. Kembali ke kesepakatan awal, sesuai sistem yang ada, setiap anggota tim selayaknya mendapatkan yang sesuai dengan kontribusinya.