Internet pada hari ini bukan lagi menjadi alternatif, tapi sudah menjadi media arus utama yang memberi pengaruh besar pada kehidupan sekitar kita. Bahkan, internet adalah kunci untuk hal-hal profesional. Para pekerja freelance, bagian marketing, sampai CEO sangat terbantu karena koneksi internet mereka.
Apakah eksis di media sosial itu penting bagi entrepreneur dan eksekutif?
Tren yang sedang berkembang melalui internet di era media sosial bisa mempengaruhi keputusan para business owner untuk segera beradaptasi dengan model bisnis baru. Ya, memang banyak sekali pola-pola kehidupan masyarakat yang berubah, seiring dengan meningkatnya komunikasi dengan media sosial.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh seorang CEO agar suaranya didengar. Tentu bukan suara dalam definisi sebenarnya, tapi lebih ke pendapatnya. Beberapa cara terbaik adalah dengan memposting konten ke blog perusahaan, menulis di media, menge-Tweet dari akun pribadi, atau menulis posting blog di LinkedIn.
Di era digital yang banjir informasi setiap waktu, penting bagi para CEO dan eksekutif di level puncak lainnya untuk menjadi aktif di media sosial. Ini juga bisa meningkatkan reputasi perusahaan Anda, membantu membangun kepercayaan dengan pelanggan, dan bahkan membuat perusahaan Anda lebih menarik bagi pelamar kerja.
Memberi ruang untuk apresiasi
Sudah bukan hal zamannya lagi kalau penerimaan kerja hanya ditentukan dari tes dengan media konvensional atau wawancara tatap muka. Saat ini, pihak HRD di berbagai perusahaan mulai melihat ‘jejak-jejak digital’ para pelamar kerja. Hal itu menjadi pertimbangan penting dalam perekrutan calon karyawan.
Seperti dimuat di ublik.id, pada era di mana likes dan comment di media sosial sama pentingnya dengan apresiasi di dunia nyata, keterikatan manusia dengan jejaring sosial menjadi fenomena tersendiri. Ada beberapa orang yang kemudian bertemu kawan lama hanya melalui obrolan online.
Bahkan terkadang media sosial selain mendekatkan yang jauh, juga mejauhkan yang dekat. Belum lagi kalau ada hal-hal random yang mendadak viral dan menjadi tren. Itu semua terjadi karena masyarakat yang menentukan tren budaya.