5 Checklist yang Perlu Terjawab untuk Menyusun Strategi Promosi, Sudahkah Anda Terapkan?

Selalu ada yang baru, berkembang, dan bisa dipelajari ketika bicara tentang strategi promosi. Apalagi di zaman serba internet. Checklist berupa pertanyaan berikut ini bisa menjadi tools yang membantu Anda menyusun strategi promosi. Memang tidak dijawab dalam waktu singkat. Namun, seperti itulah bisnis berproses. Mana yang sudah Anda terapkan?

 

1.Sejauh apa brand Anda dikenal publik?

Sampai hari ini, bisnis Anda kurang dikenal? Tetaplah optimis dan berpikir positif. Lebih baik mulai Anda tanyakan: mengapa target pasar Anda belum mengenali produk dan layanan Anda? Lalu apa yang harus dilakukan agar brand Anda diingat audiens yang tepat. Mari kita lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

 

2.Siapa target market Anda sebenarnya?

Buat kelompok pelanggan potensial Anda berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan faktor demografi lainnya. Anda tidak perlu menggunakan semua contoh di atas, yang penting sudah mendefinisikan siapa pelanggan potensial Anda. Beda karakter demografi tentu beda cara promosi produknya.

 

3.Hal apa saja yang mempengaruhi keputusan mereka?

Setelah mengetahui karakteristik mereka, akan lebih mudah melihat bagaimana mereka mengambil keputusan. Coba tempatkan diri dari kacamata konsumen. Temukan alasan terbaik kenapa konsumen harus membeli produk dan layanan Anda. Kenapa bukan yang lain.

 

4.Problem apa yang sedang Anda berusaha selesaikan?

Sebenarnya ini adalah pertanyaan mendasar sebelum semua hal teknis lainnya. Tapi bisa ditanyakan belakangan karena terkait dengan orang-orang yang menjadi target market. Mereka adalah sekumpulan orang yang mempunyai problem yang sama. Problem yang sama itu memunculkan kebutuhan yang sama. Tentunya hal itu bisa sangat berpeluang menghasilkan apabila kita menjual ke mereka

 

5.Apakah sudah memberikan nilai lebih?

Apapun yang dijual, nilai lebih itu tidak selalu terkait dengan  harga yang lebih murah daripada kompetitor. Ada hal lain yang bersifat ‘tidak kasat mata’ Misalnya saat orang memakai produk atau layanan dari Anda, ada perasaan bangga pada mereka para pelanggan itu, berarti itulah nilai lebih yang perlu ditingkatkan.