Dengan atau tanpa sengaja, pasti kita pernah menemui orang-orang di sekitar kita yang memiliki standar dan tuntutan tinggi pada kehidupannya. Entah itu soal pekerjaan, penampilan, ketepatan waktu, sampai kehidupan percintaan pun mereka memiliki standar yang tinggi.
Orang-orang yang kita sebut perfeksionis itu cenderung akan melakukan berbagai cara untuk memastikan semua berjalan memenuhi kriterianya. Bagaimana dengan orang perfeksionis dengan hubungan yang dibangunnya? Bukan rahasia lagi kalau pasangan perfeksionis cenderung ingin segala sesuatunya sempurna, sehingga ketika menghadapi kondisi yang tidak sesuai keinginannya, dia akan mengkritik diri sendiri atau pasangannya.
Perfeksionis Mendongkrak Kesuksesan
Bukan berarti menakut-nakuti, tapi kita coba berpikir rasional, bahwa ada potensi hubungan berjalan tidak bahagia karena pasangan perfeksionis. Memang tidak ada yang salah dengan keinginan untuk berusaha untuk tampil maksimal. Sikap perfeksionis ini justru bisa menjadi pendongkrak kesuksesan di tengah lingkungan yang serba kompetitif. Meskipun demikian, kadang target kesempurnaan itu akan menjadi tekanan tersendiri.
Ada tipe orang yang mudah sekali merasa bersalah. Sering kali mereka menyalahkan diri sendiri karena merasa tidak sempurna, begitu juga target yang dicapai. Tidak ada yang benar-benar selesai, melainkan dianggap selesai. Pekerjaan yang ‘selesai’ adalah ‘yang sudah ditinggalkan orang yang melakukannya’ dengan usaha semampunya. Kalau mau mencapai titik kesempurnaan yg memuaskan semua orang, butuh berapa lama?
Perfeksionisme Itu Bisa Meluas
Tidak ada salahnya bila Anda dan pasangan ingin mengupayakan yang terbaik dalam hubungan. Mempunyai kecenderungan sifat perfeksionis sebetulnya baik-baik saja, asal tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup yang dijalani bersama. Tapi tetap ada kemungkinan bahwa perfeksionisme itu bisa meluas dan memengaruhi hidup orang lain, termasuk pasangan. Bahkan hingga mencampuri hubungan asmara Anda. Jika tidak diatasi, perbedaan karakter bisa memicu konflik dalam hubungan dengan pasangan.
Dibutuhkan pembicaraan dari hati ke hati
Standar kepuasan orang memang berbeda-beda, saat itulah dibutuhkan pembicaraan dari hati ke hati dengan pasangan. Ungkapkan bahwa tidak ada kehidupan percintaan yang sempurna. Dengan upaya saling mengerti dan memahami niscaya akan membuat kehidupan asmara Anda dan pasangan semakin baik dan terbuka.
Kunci dari sikap perfeksionis pasangan adalah dengan saling memahami karakter satu sama lain. Bentuklah gaya komunikasi yang terbuka dan jujur agar hubungan asmara Anda dan pasangan semakin baik ke depannya. (diolah dari berbagai sumber)